Dikarenakan staff bagian keuangan di tempatku resign dan sampai saat ini belum ada penggantinya, maka untuk sementara aku dikasih mandat untuk pegang pekerjaannya padahal sejujurnya aku paling malas pegang-pegang uang, takut nombok . Tapi ya apa mau dikata, namanya juga kerja sama orang, masa iya mau nolak kerjaannya, en cuma mau duitnya aja (ga mungkin dunk)
Ngomong-ngomong soal pekerjaan, aku jadi teringat waktu pertama kali kerja di Jakarta. Waktu itu aku baru lulus kuliah dan langsung merantau ke Tangerang. Setelah 2 minggu ada di Tangerang, akhirnya aku mendapatkan pekerjaan di daerah Slipi sebagai Head Cashier dengan job description bertanggung jawab atas cash on hand dan petty cash. Kebetulan pada waktu itu kantorku menerapkan on the job training jadi aku langsung pegang pekerjaan. Pagi harinya aku berkutat dengan bon-bon dan berkas-berkas keuangan lainnya. Setelah habis makan siang aku langsung disuruh pegang kas dan pada waktu itu aku harus serah terima uang cash sebanyak Rp. 28.000.000,-. Jumlah yang sangat banyak bukan?
Disuruh serah terima uang sebanyak itu tentu saja aku gugup dan takut karena sebelumnya aku belum pernah memegang ataupun melihat uang sebanyak itu. Jangankan dua puluh delapan juta, dua jutapun dulu aku belum pernah memegangnya.
Pada saat menghitung uang itu aku gemetaran dan tidak bisa konsentrasi. Sudah dihitung berkali-kali jumlahnya tetap tidak sebanyak Rp. 28.000.000,-. Keringat dinginpun mulai keluar, akhirnya senior staffku menyuruh aku untuk rileks dan menghitung sama-sama.
Setelah aku rileks, aku bersama senior staffku menghitung sama-sama. Akhirnya jumlah hitungan kami sama yaitu sebesar Rp. 28.000.000,- dan aku langsung diminta untuk menandatangani berkas serah terimanya.
Rasa ketakutan itu tentu saja tidak hilang begitu saja, selama aku masih bekerja dan bertanggung jawab atas cash on hand dan petty cash rasa was-was dan takut kalau uang itu kurang atau hilang akan selalu menghantui.
Ngomong-ngomong soal pekerjaan, aku jadi teringat waktu pertama kali kerja di Jakarta. Waktu itu aku baru lulus kuliah dan langsung merantau ke Tangerang. Setelah 2 minggu ada di Tangerang, akhirnya aku mendapatkan pekerjaan di daerah Slipi sebagai Head Cashier dengan job description bertanggung jawab atas cash on hand dan petty cash. Kebetulan pada waktu itu kantorku menerapkan on the job training jadi aku langsung pegang pekerjaan. Pagi harinya aku berkutat dengan bon-bon dan berkas-berkas keuangan lainnya. Setelah habis makan siang aku langsung disuruh pegang kas dan pada waktu itu aku harus serah terima uang cash sebanyak Rp. 28.000.000,-. Jumlah yang sangat banyak bukan?
Disuruh serah terima uang sebanyak itu tentu saja aku gugup dan takut karena sebelumnya aku belum pernah memegang ataupun melihat uang sebanyak itu. Jangankan dua puluh delapan juta, dua jutapun dulu aku belum pernah memegangnya.
Pada saat menghitung uang itu aku gemetaran dan tidak bisa konsentrasi. Sudah dihitung berkali-kali jumlahnya tetap tidak sebanyak Rp. 28.000.000,-. Keringat dinginpun mulai keluar, akhirnya senior staffku menyuruh aku untuk rileks dan menghitung sama-sama.
Setelah aku rileks, aku bersama senior staffku menghitung sama-sama. Akhirnya jumlah hitungan kami sama yaitu sebesar Rp. 28.000.000,- dan aku langsung diminta untuk menandatangani berkas serah terimanya.
Rasa ketakutan itu tentu saja tidak hilang begitu saja, selama aku masih bekerja dan bertanggung jawab atas cash on hand dan petty cash rasa was-was dan takut kalau uang itu kurang atau hilang akan selalu menghantui.
0 comments:
Post a Comment