Friday, June 17, 2011

Rumput Tetangga Kelihatan Lebih Hijau

Posted by MGYP at Friday, June 17, 2011
Banyak teman-teman saya (swasta) mengeluh ini itu tentang kondisi dan suasana kantornya. Ada yang tidak betah karena merasa diremehkan dan tidak dihargai kerjanya, ada yang mengeluh pekerjaannya banyak tapi gaji kecil, ada pula yang mengeluh sering lembur tidak dapat dapat uang lembur. Kebanyakan dari mereka sudah berencana resign dan pindah mencari pekerjaan yang baru.
Hal tersebut tidak jauh beda dengan pengalamanku beberapa tahun yang lalu waktu kerja di kantor swasta, aku selalu merasa tertekan, tidak puas dan ingin mencari yang lebih. Apply-apply pekerjaan barupun selalu aku lakukan baik itu melalui Jobsdb, Karir.com, ataupun lewat pos. Di otak yang ada hanyalah bagaimana caranya untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dari segi gaji, boss, lokasi dll.
Setelah aku berpindah-pindah pekerjaan dari kantor satu ke kantor yang lain, ternyata sama saja. Semua ada kelebihan dan kekurangannya. Untuk mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang tinggi, bosnya baik, suasana kerja santai dan lokasinya dekat ruma tentu saja susah sekali, mungkin bisa dibilang 1000 dibanding 1.
Untuk itu bagi teman-teman yang saat ini sedang berencana pindah kerja, coba dipikirkan lagi, apalagi jika di perusahaan tempat kerja sekarang sudah menjadi pegawai tetap, tunjangan kesehatannya bagus. Memang rumput tetangga kelihatan lebih hijau, namun perlu diingat lagi kalau kalian pindah berarti mulai dari nol lagi dan bisa-bisa menjadi karyawan kontrak.
Kecuali bagi teman-teman yang mungkin di kantor yang baru bisa menduduki kedudukan yang lebih tinggi misalnya dulu di kantor yang lama jadi staff, giliran diterima di kantor yang baru mendapat posisi supervisor.
Dan untuk teman yang kerja di kantor lama saya (A*g), kalau boleh saya anjurkan sebaiknya kalian pindah karena perusahaan yang sekarang tidak memberikan tunjangan kesehatan. Apalagi banyak potongan ini itu.

0 comments:

Post a Comment

 

KAOSPINK Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos