Kemarin waktu aku main ke tempat kakakku di Tangerang ada kejadian menegangkan.
Waktu itu aku dan kakaku sedang nyiapin makanan untuk makan malam, si riishta dan 2 orang ponakanku main di dalam kamar, sedangkan kakak iparku dan Hendry nonton tv.
Sedang asyik-asyiknya ngobrol dengan kakakku, aku dengar suara riishta bilang "masuk-masuk" pertama sih aku cuekin saja, tapi tidak lama kemudia aku dengar suara riishta bilang "masuk-masuk", akhirnya aku penasaran dan masuk ke kamar. Aku tanya ke riishta " apanya yang masuk?" dia menunjukkan mainan yang terbuat dari gabus. Trus aku tanya lagi "dimasukin kemana?" kemudian dia menunjukkan ke hidungnya. Ya ampun... aku langsung panik, aku ambil senter dan ternyata gabusnya sudah masuk dalam ke hidungnya.
Langsung aku bawa Riishta ke Rumah Sakit Dinda, disitu hidung Riishta dikorek-korek sampai berdarah(bukan Riishta saja yang menangis, tapi akupun menangis karena tidak tega), tetapi tidak bisa keluar juga dan kami dirujuk ke Rumah Sakit Sari Asih. Di Rumah Sakit Sari Asih ternyata dokter specialis THT tidak ada yang praktek, dan kalau mau harus tunggu sampai senin (wah...2 hari lagi ) tentu saja kami tidak mau menunggu sampai hari Sening.
Kemudian kami ke Rumah Sakit Melati, disana juga tidak ada specialis THT. Suster yang berada di Rumah Sakit Melati menganjurkan kami untuk ke RSU Tangerang, karena disana rumah sakitanya besar, walaupun tidak ada dokter specialis THT tetapi alatnya lengkap.
Akhirnya kami menuruti apa kata suster tersebut, kami langsung menuju RSU Tangerang. Di rumah sakit tersebut kami langsung mencari UGD nya, dan disana ramai sekali. Kami langsung saja menceritakan apa yang kami alami, kemudian oleh seorang petugas disitu (tidak tahu perawat atau dokter) kami dibawa ke ruangan untuk segera dikasih tindakan.
Tidak sampai lima menit, gabus sudah keluar, Ya Tuhan terima kasih atas pertolonganMu.
Kami pulang dengan hati lega, dan apa yang diminta oleh Riishta malam itu kami penuhi semua, termasuk cari odong2 malam di Alfamart dan membelikan dia es krim.
Riishta...mama sayang kamu Nak, maafkan Mama karena sering tidak bisa menjagamu dengan baik!
Waktu itu aku dan kakaku sedang nyiapin makanan untuk makan malam, si riishta dan 2 orang ponakanku main di dalam kamar, sedangkan kakak iparku dan Hendry nonton tv.
Sedang asyik-asyiknya ngobrol dengan kakakku, aku dengar suara riishta bilang "masuk-masuk" pertama sih aku cuekin saja, tapi tidak lama kemudia aku dengar suara riishta bilang "masuk-masuk", akhirnya aku penasaran dan masuk ke kamar. Aku tanya ke riishta " apanya yang masuk?" dia menunjukkan mainan yang terbuat dari gabus. Trus aku tanya lagi "dimasukin kemana?" kemudian dia menunjukkan ke hidungnya. Ya ampun... aku langsung panik, aku ambil senter dan ternyata gabusnya sudah masuk dalam ke hidungnya.
Langsung aku bawa Riishta ke Rumah Sakit Dinda, disitu hidung Riishta dikorek-korek sampai berdarah(bukan Riishta saja yang menangis, tapi akupun menangis karena tidak tega), tetapi tidak bisa keluar juga dan kami dirujuk ke Rumah Sakit Sari Asih. Di Rumah Sakit Sari Asih ternyata dokter specialis THT tidak ada yang praktek, dan kalau mau harus tunggu sampai senin (wah...2 hari lagi ) tentu saja kami tidak mau menunggu sampai hari Sening.
Kemudian kami ke Rumah Sakit Melati, disana juga tidak ada specialis THT. Suster yang berada di Rumah Sakit Melati menganjurkan kami untuk ke RSU Tangerang, karena disana rumah sakitanya besar, walaupun tidak ada dokter specialis THT tetapi alatnya lengkap.
Akhirnya kami menuruti apa kata suster tersebut, kami langsung menuju RSU Tangerang. Di rumah sakit tersebut kami langsung mencari UGD nya, dan disana ramai sekali. Kami langsung saja menceritakan apa yang kami alami, kemudian oleh seorang petugas disitu (tidak tahu perawat atau dokter) kami dibawa ke ruangan untuk segera dikasih tindakan.
Tidak sampai lima menit, gabus sudah keluar, Ya Tuhan terima kasih atas pertolonganMu.
Kami pulang dengan hati lega, dan apa yang diminta oleh Riishta malam itu kami penuhi semua, termasuk cari odong2 malam di Alfamart dan membelikan dia es krim.
Riishta...mama sayang kamu Nak, maafkan Mama karena sering tidak bisa menjagamu dengan baik!
0 comments:
Post a Comment