Pada waktu mampir ke Pondok Renungan, artikel ini benar-benar menyindir aku makanya aku copy paste di blogku. Baca baik-baik yach ...
"Memang orang yang tidak punya apa apa sejak awal lebih berbahagia ketimbang orang yang memiliki segalanya, karena orang yang tidak mempunyai apa-apa tidak pernah akan takut untuk kehilangan segalanya, segala sesuatu mengalir apa adanya tanpa memikirkan kekhawatiran tiap detik dari jiwanya ataupun segala yang dimilikinya, waktu 24 jam dirasa cukup untuk dijalani, tetapi kini waktu 24 jam dirasa kurang, kita sering kali disibukkan untuk mengejar sesuatu entah karier, hidup mapan dsb, seringkali dalam kesibukkan kita kita pun lupa dengan orang yang kita cintai, dan pada akhirnya semua akan sia sia ketika semuanya berlalu dari pada kita, entah orang yang kita cintai meninggalkan kita sebelum kita sempat membahagiakan mereka, ataupun harta / asset berharga yang kita kumpulkan seumur hidup habis dalam sekejap saja.
memang benar bahwa hidup yang kita jalani ini sebenarnya hanya sia-sia, ketika banyak orang yang nampaknya kaya, punya banyak bisnis, namun terlibat hutang di mana-mana, akhirnya komplikasi penyakit akibat stress dan RIP. Nampaknya kita memang dicobai oleh keinginan kita sendiri, dimana kita merasa tidak akan pernah puas mengejar sesuatu sekehendak kita, dan kita pula lah yang menjadikan situasi dunia ini menjadi semakin kejam dan semakin sulit, saya pernah mendengar seorang motivator mengatakan jika kita keras terhadap diri sendiri, maka dunia akan melunak terhadap andai mungkin joke yang mendekati dengan ungkapan ini "hari gini masih nyantai, apa kata dunia", jadi seperti ini paradigma kita terbentuk dari awal, kompetisi berlangsung seumur hidup, dan kita berlelah-lelah untuk mencapai garis finish tanpa ujung, suatu fakta realita yang tidak dapat disangkal.
jadi apa yang disebut dengan bahagia ???
cukup provokatif dan kontradiktif ya itu terserah anda, buat saya jawabanya adalah cukup,
punya uang yang cukup..(tidak usah berlebihan karena bingung simpannya dimana, dan kemana-mana tidak merasa aman)
punya pasangan yang cukup (heh.. maksudnya cukup 1 saja nga lebih :P)
punya waktu yang cukup untuk keluarga dan Tuhan
punya kasih yang cukup untuk orang yang disekitar kita
dan cukup yang lainnya...
(jangan cukup minta atau mengandalkan orang lain ya !)
dan kiranya Tuhan akan mencukupi segala kekurangan mu, ketika kamu meminta, maka akan diberikan menurut kehendakNya. Amin"
"Memang orang yang tidak punya apa apa sejak awal lebih berbahagia ketimbang orang yang memiliki segalanya, karena orang yang tidak mempunyai apa-apa tidak pernah akan takut untuk kehilangan segalanya, segala sesuatu mengalir apa adanya tanpa memikirkan kekhawatiran tiap detik dari jiwanya ataupun segala yang dimilikinya, waktu 24 jam dirasa cukup untuk dijalani, tetapi kini waktu 24 jam dirasa kurang, kita sering kali disibukkan untuk mengejar sesuatu entah karier, hidup mapan dsb, seringkali dalam kesibukkan kita kita pun lupa dengan orang yang kita cintai, dan pada akhirnya semua akan sia sia ketika semuanya berlalu dari pada kita, entah orang yang kita cintai meninggalkan kita sebelum kita sempat membahagiakan mereka, ataupun harta / asset berharga yang kita kumpulkan seumur hidup habis dalam sekejap saja.
memang benar bahwa hidup yang kita jalani ini sebenarnya hanya sia-sia, ketika banyak orang yang nampaknya kaya, punya banyak bisnis, namun terlibat hutang di mana-mana, akhirnya komplikasi penyakit akibat stress dan RIP. Nampaknya kita memang dicobai oleh keinginan kita sendiri, dimana kita merasa tidak akan pernah puas mengejar sesuatu sekehendak kita, dan kita pula lah yang menjadikan situasi dunia ini menjadi semakin kejam dan semakin sulit, saya pernah mendengar seorang motivator mengatakan jika kita keras terhadap diri sendiri, maka dunia akan melunak terhadap andai mungkin joke yang mendekati dengan ungkapan ini "hari gini masih nyantai, apa kata dunia", jadi seperti ini paradigma kita terbentuk dari awal, kompetisi berlangsung seumur hidup, dan kita berlelah-lelah untuk mencapai garis finish tanpa ujung, suatu fakta realita yang tidak dapat disangkal.
jadi apa yang disebut dengan bahagia ???
cukup provokatif dan kontradiktif ya itu terserah anda, buat saya jawabanya adalah cukup,
punya uang yang cukup..(tidak usah berlebihan karena bingung simpannya dimana, dan kemana-mana tidak merasa aman)
punya pasangan yang cukup (heh.. maksudnya cukup 1 saja nga lebih :P)
punya waktu yang cukup untuk keluarga dan Tuhan
punya kasih yang cukup untuk orang yang disekitar kita
dan cukup yang lainnya...
(jangan cukup minta atau mengandalkan orang lain ya !)
dan kiranya Tuhan akan mencukupi segala kekurangan mu, ketika kamu meminta, maka akan diberikan menurut kehendakNya. Amin"